Jalan-Jalan Sambil Baca

Istana Maimun di Medan bag 1

Setelah mengambil gambar Istana dari samping kiri, samping kanan, dan bagian depan bangunan, saya menaiki 28 undakan anak tangga terbuat dari marmer asal Italia yang diapit serambi kanan dan kiri Istana menuju ruang dalam Istana. Di ruang pertama –beranda dalam, foto Sultan ke VIII dan Sultan ke IX menempel di dinding, seolah menyambut kedatangan para tamu.



Istana Maimun Di Medan
 Bag 1

Indahnya Istana Maimun

Bentor –becak motor, salah satu moda angkutan darat paling khas dan terkenal di Kota Medan yang saya naiki berhenti tepat di gerbang selebar kurang lebih 5 meter, di bagian kiri depan sebuah istana yang terletak di Jalan Brigjen Katamso, Medan. Setelah turun dan membayar dengan biaya Rp. 20.000,- mata saya langsung tertuju pada bangunan megah berwarna kuning, yang melintang indah di depan saya.  
Perlahan saya melangkah menuju bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 2.772 meter persegi dengan perasaan berdebar. Setelah sekian lama hanya mengetahui kisah kerajaan Deli dari bacaan, baru kali ini saya menginjakan kaki di sini, di Istana Maimun yang dahulu menjadi pusat Kerajaan Deli.
Istana Maimun sekarang ini menjadi salah satu istana paling indah, yang masih bisa dikunjungi sebagai saksi sejarah kesultanan di Indonesia. Dari tempat saya menginap, naik bentor hanya butuh waktu kurang lebih 15-20 menit, jadi sayang sekali kalau sudah di Kota Medan, tetapi tidak berkunjung ke Istana Maimun.
Setelah mengambil gambar Istana dari samping kiri, samping kanan, dan bagian depan bangunan, saya menaiki 28 undakan anak tangga terbuat dari marmer asal Italia yang diapit serambi kanan dan kiri Istana menuju ruang dalam Istana. Di ruang pertama –beranda dalam, foto Sultan ke VIII dan Sultan ke IX menempel di dinding, seolah menyambut kedatangan para tamu.
Sebelum benar-benar masuk ke dalam Istana saya membayar uang perawatan sebesar Rp. 10.000,- sangat murah dibanding harga sebungkus rokok. Sangat murah dibanding pengalaman dan pengetahuan yang akan di dapat di sini.
Tiba di tengah ruangan, mata langsung tertuju pada singgasana berkelambu  kuning. Desain singgasana yang unik memberikan karakter khas budaya melayu.  Di singgasana itulah Sultan menerima tamu dan masyarakat Deli. 

Lanjut ke  bagian 2 di sini

0 komentar:

Posting Komentar

Buku Rekomendasi

Popular Posts

Arsip

Diberdayakan oleh Blogger.

Fans Page