Floating Market Lembang, resmi dibuka pada tanggal 12 Desember 2012.
Pembuatan wisata yang berlokasi di atas Situ Umar ini terinspirasi oleh pasar
terapung di Banjarmasin dan Bangkok.
Situ Umar sebelum menjadi tempat wisata FML, hanyalah tempat pemancingan
bagi penduduk setempat. Jika ditempuh dengan kendaraan dari Bandung, kurang
lebih membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan.
“Wahana Miniatur Kereta Api Terbesar”
Ada di Floating Market
Jawa Barat memang gudangnya obyek wisata. Selain Garut yang dikenal
sebagai Swiss Van Java, Bandung
sebagai Paris Van Java, mungkin
sebentar lagi Lembang akan dijuluki Humburg
Van Java lantaran ada wahana miniatur kereta api terbesar di Indonesia. Tempatnya
ada di Obyek Wisata Floating Market Lembang (FML).
Begitu tiba di parkiran wisata yang sangat luas, anak-anak yang sejak
berangkat dari Bandung sudah tak sabar menikmati wahana, langsung berhamburan
keluar mobil. Enaknya berwisata di FML,
tiket masuk sudah diperlakukan sejak masuk parkiran, sehingga para wisatawan
tidak perlu lagi ante untuk membeli tiket masuk area wisata.
Tiba di masuk pintu, pengunjung langsung menukar tiket dengan minuman
hangat. Jangan khawatir, jenis dan tempat penukaran cukup banyak, jadi tidak
perlu antre lama. Sebelum benar-benar masuk, jangan lupa menukar uang dengan
koin yang akan digunakan sebagai alat transaksi di dalam FML.
Mata langsung berbinar, begitu tiba di dalam dan disuguhi pemandangan
danau yang luas dan bersih, yang di atasnya berlayar perahu warna-warni, dan
dipercantik dengan tempat makan terapung berlatar pegunungan hijau.
Pasar Terapung
Floating Market Lembang, resmi dibuka pada tanggal 12 Desember 2012.
Pembuatan wisata yang berlokasi di atas Situ Umar ini terinspirasi oleh pasar
terapung di Banjarmasin dan Bangkok.
Situ Umar sebelum menjadi tempat wisata FML, hanyalah tempat pemancingan
bagi penduduk setempat. Jika ditempuh dengan kendaraan dari Bandung, kurang
lebih membutuhkan waktu sekitar 2-3 jam perjalanan.
Sejak resmi dibuka sebagai tempat wisata, setiap hari ribuan wisatawan
lokal dan manca negara berkunjung. Bahkan, pada weekand dan hari-hari libur bisa mencapai puluhan ribu pengunjung.
Meskipun konsep awalnya adalah pasar terapung, tempat wisata yang dilatari
pegunungan dan danau yang asri ini, tidak serta merta menyuguhkan pasar
terapung. Wisata desa yang asri, sejuk, dan damai ini dilengkapi dengan banyak
wahana menarik yang bisa dinikmati.
Pada bagian kanan pintu masuk, pengunjung akan menemukan rumah-rumah
panggung khas priangan tempat penjualan souvenir. Ada wayang golek, dolanan
anak-anak, angklung, dan sebagainya.
![]() |
Angsa-angsa cantik di FML |
Setelah itu ada Taman Angsa.
Taman yang digenangi danau mungil dengan airnya yang terus mengalir ini menyita
perhatian anak-anak. Terutama, karena di danau mungil ini dihuni beberapa
angsa. Ada yang sedang berenang, mandi, tidur, dan ada yang berebut makanan
yang dilempar pengunjung.
Pengunjung yang akan memberi makan cukup membeli makanan seharga
Rp.5000,- dan berdiri di atas anjungan kecil yang menjorok ke dalam danau. Hal
serupa terjadi di Taman Ikan, yang
pemandangannya sangat menarik.
Ada Taman Kelinci, di sini
pengunjung harus membeli tiket seharga Rp.20.000,-. Pengunjung diperbolehkan
mengambil wortel dan memberikannya kepada kelinci yang berkeliaran di antara
gundukan rumah-rumah kelinci. Rumah kelinci dibentuk sedemikian rupa sehingga
menyerupai rumah aslinya, di hutan.
Lantas, ada Taman Batu yang
keelokannya tidak kalah dengan taman-taman batu di luar negeri. Bagi anak-anak,
disediakan juga becak anak serta flaying
fox.
Bagi pengunjung yang ingin menikmati suasana perkampungan sunda, ada Kampung Leuit. Sebuah kampung yang
dibangun di atas persawahan. Di atas kampung ini ada banyak rumah-rumah adat
sunda yang bisa dijadikan tempat istirahat bagi pengunjung. Duduk di salah satu
rumah, seolah benar-benar berada di kampung. Apalagi, sambil menikmati semilir
angin yang membawa aroma padi dengan backsound
aliran sungai kecil yang mengalir.
bersambung ke sini klik aja
0 komentar:
Posting Komentar